Kamis, 27 Maret 2008

MODEL PEMBINAAN KELEMBAGAAN POKDAKAN


MODEL PEMBINAAN KELEMBAGAAN POKDAKAN
DI KABUPATEN SLEMAN *)

Ir. A A AYU LAKSMIDEWI TP, MM **)

*) Disampaikan dalam Pelatihan Manajemen UPP di Propinsi DIY
**) Kepala Bidang Perikanan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Sleman


Secara umum pengertian kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama, interaksi tersebut bersifat relatif tetap dan mempunyai struktur tertentu. Kelompok memiliki empat kriteria yaitu :
dua individu atau lebih yang berinteraksi dengan bebas,
menganut dan menerapkan norma yang sama,
memiliki tujuan bersama, dan
memiliki identitas yang sama,
hubungan dalam suatu kelompok harus memberikan pengaruh pada setiap anggotanya.
Berdasarkan pembentukannya, kelompok dapat bersifat:
Formal, yaitu kelompok yang dibentuk oleh suatu organisasi untuk membantu organisasi dalam mencapai tujuannya.
Non formal/ informal, yaitu kelompok yang dibentuk dengan tujuan utama adalah untuk memenuhi kebutuhan sosial.
Kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) adalah kumpulan pembudidaya ikan yang terorganisir, mempunyai pengurus, aturan-aturan serta tumbuh dan berkembang atas dasar perasaan saling tertarik, karena kebutuhan akan tukar menukar informasi untuk saling melengkapi dan atau karena kesamaan kepentingan dan kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya) untuk mengembangkan usaha perikanan anggotanya.
Pokdakan yang baik harus memiliki tiga elemen yang penting yaitu : 1) keterampilan yang saling melengkapi, 2) tujuan bersama dan 3) pertanggungjawaban bersama. Untuk dapat menyinergikan ketiga elemen penting tersebut Setiap individu dalam kelompok harus memiliki kerendahan hati dan semangat kerjasama untuk saling menghargai, mendorong dan memberikan kontribusinya untuk kepentingan kelompok.

Karakteristik kelompok pembudidaya ikan dapat dijelaskan sebagai berikut.
Merupakan kumpulan pembudidaya ikan yang berperan sebagai pengelola usaha perikanan.
Kelompok dibentuk dari, oleh dan untuk pembudidaya ikan
Bersifat non formal dalam arti tidak berbadan hukum (meskipun dapat diarahkan untuk berbadan hukum) tetapi mempunyai pembagian tugas dan tanggung jawab atas dasar kesepakatan bersama, baik tertulis maupun tidak.
Memiliki pengurus yang dipilih dari dan oleh anggota secara demokratis.
Mempunyai kepentingan yang sama dalam berusaha perikanan
Sesama anggota saling mengenal, akrab dan saling percaya.
Kelompok pembudidaya ikan bergerak dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan untuk menumbuhkan swadaya dan meningkatkan kesejahteraan.

Fungsi Pokdakan
Sebagai wadah kerjasama antar anggota dan dengan pihak lain, sehingga mampu menghadapi berbagai tantangan dan masalah serta memiliki posisi tawar yang baik. Kelompok merupakan wadah membangun solidaritas sesama anggota.
Sebagai unit produksi. Dengan berkelompok maka usaha yang dilakukan secara individu dapat mencapai skala ekonomi baik dari segi kuantitas, kualitasnya dan kontinuitasnya.
Sebagai tempat belajar. Pokdakan merupakan tempat belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota; anggota harus saling melengkapi dalam memperkuat kelompok.

Manfaat Pokdakan
Manfaat teknis
memudahkan pola pengaturan produksi
mempercepat proses alih teknologi
memudahkan penyediaan sarana produksi
Manfaat sosial
Jaminan keamanan dalam berusaha
mempercepat dan memperluas proses pembelajaran
meningkatkan peran dalam pembangunan perikanan
mempermudah pembinaan dan memperlancar proses pemberdayaan
meningkatkan rasa kebersamaan dan kemandirian
menumbuhkan jiwa kepemimpinan
meniadakan kecemburuan sosial
Manfaat ekonomi
memperkuat posisi tawar dalam hal penentuan, fluktuasi dan kestabilan harga
meningkatkan efisiensi usaha dan pemasaran
membuka akses permodalan
menciptakan skala ekonomi yang layak untuk pasar

TAHAP PERKEMBANGAN KELOMPOK

Ada lima tahap perkembangan kelompok yaitu :
Tahap pembentukan (forming). Tahap eksplorasi, dimana keterlibatan anggota bersifat sementara karena belum yakin dengan tujuan kelompok, sehingga pada tahap ini produktivitas kelompok masih rendah.
Tahap pancaroba/ keributan (storming). Tahap pengujian; anggota menguji kebijakan ketua. Muncul "aku" dari anggota, norma kelompok belum terbentuk, kerjasama antar anggota belum terjalin. Tahap ini merupakan fase tersulit dalam tahap perkembangan kelompok.
Tahap pembentukan norma (norming). Setelah berhasil melewati fase kedua pada tahap ini tumbuh keterbukaan antar anggota, tumbuh kerjasama dan saling ketergantungan antar anggota. Anggota saling mendukung dan akrab sehingga tumbuh perasaan bangga bergabung dengan kelompok Pada fase ini produktivitas meningkat.
Tahap pelaksanaan (performing). Fase terpenting, karena fokus pada pemecahan masalah. Kleompok menjadi sangat kompak, hubungan antar individu menguat, kelompok mulai menerapkan standar keberhasilan yang lebih tinggi, anggota bangga dan termotivasi dengan keberhasilan kelompok. Tahap ini merupakan tahap keberhasilan kelompok, setiap anggota ingin memberikan yang terbaik bagi kelompok.
Tahap istirahat (adjourning). Setelah mengalami keberhasilan biasanya fase ini merupakan fase istirahat bahkan dimungkinkan keompok dapat bubar (oleh karenanya diperlukan komunikasi yang rutin oleh PPL). Namun keberhasilan kelompok justru dapat mengikat anggotanya untuk tetap bergabung dalam kelompok dan menyususn target yang baru.

PEMBINAAN POKDAKAN
Manusia dalam setiap organisasi (kelompok) selain bekerja untuk mencapai tujuan organisasi juga berusaha untuk memenuhi kebutuhan sosial mereka seperti rasa persahabatan, rasa kekeluargaan, menggugah semangat (motivasi) dan keeratan hubungan (kebersamaan).
Pokdakan tumbuh dari kebutuhan dan kepentingan masyarakat dengan bimbingan dan motivasi dari petugas ( baik lapangan maupun struktural ). Penumbuhan pokdakan dapat didasarkan pada kesamaan dalam hal : tradisi/kebiasaan, pemukiman, jenis usaha, hamparan maupun komoditas. Pengelompokkan dapat juga didasarkan pada segmen usaha pada komoditas utama yang sama (pembenihan, pendederan, pembesaran, pemasaran dan lain sebagainya)
Keanggotaan pokdakan dalam setiap kelompok berkisar antar 10 – 25 orang meskipun dalam kenyataannya di lapangan bisa berbeda jumlahnya.
Dinamika dan keberhasilan kelompok dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
1. Adanya tujuan kelompok
2. Adanya struktur kelompok
3. Adanya pembagian tugas
4. Perasaan kebersamaan sebagai unsur utama kekompakan
5. Motivasi (dorongan)
6. Kepemimpinan (leadership)
Dalam pembangunan perikanan, penumbuhan kelompok pembudidaya ikan merupakan satu hal yang sangat penting untuk dapat meminimalkan keterbatasan yang mereka miliki apabila mereka berusaha secara individu. Pada perkembangannya, kelompok pembudidaya ikan juga merupakan prasyarat mutlak bagi pembentukan Unit Pelayanan Pengembangan (UPP) di Kabupaten/Kota.

Pengembangan Kelompok Pembudidaya Ikan
Tahap 1. Penumbuhan Kelompok


Dalam tahap penumbuhan kelompok ini peran penyuluh perikanan sangatlah penting, karena biasanya anggota akan mersa bosan mengingat anggota belum merasakan manfaat. Dalam tahap ini, yang penting dilakukan adalah :
a. Mendampinigi kelompok baru
b. Pengembangan kelompok yang sudah ada
c. Kombinasi dari a dan b yaitu sebagian anggota merupakan anggota kelompok lama dan sebagian lagi anggota baru.

Tahap 2. Penguatan Kelompok
Tujuannya adalah menumbuhkan kemampuan kelompok dalam mengelola permasalahan organisasinya.
Peran masyarakat dalam tahap penguatan kelompok adalah berperan aktif dalam menjalankan kegiatan kelompok, memonitor dan mengevaluasi serta memfasilitasi tumbuhnya keswadayaan kelompok (tempat pertemuan, pemupukan modal dan sebagainya).
Sementara peran penyuluh perikanan adalah memfasilitasi hubungan/ kemitraan dengan instansi terkait, memfasilitasi pemecahan konflik internal yang mempengaruhi perkembangan kelompok, mulai mengalihkan peran ke masyarakat, memfasilitasi pelatihan dan memfasilitasi kegiatan yang disebutkan dalam peran masyrakat.

Tahap 3. Pemandirian Kelompok
Tahap pemandirian ini bertujuan agar kelompok :
a. Mampu menjalankan kegiatannya sendiri
b. Mampu memanfaatkan SDM dan SDA setempat seoptimal mungkin
c. Mampu mengakses pihak-pihak yang dibutuhkan pelayanan ataupun usahanya oleh masyarakat (bank, swasta dan lainnya)
d. Mampu memahami proses perencanaan pemerintah dan berperan serta didalamnya misalnya proses Musbangdes.
Pada tahap ini peran penyuluh perikanan sebagai pendamping adalah menyiapkan kelompok agar mampu menggunakan berbagai hal yang dibutuhkan dari sumberdaya sendiri dan percaya diri serta mampu mengakses sumberdaya yang diperlukan dari pihak luar. Penyuluh juga diharapkan membekali kelompok dengan berbagai ilmu yang akan menunjang seperti pembuatan proposal, analisa kelayakan usaha, bernegosiasi dan mempresentasikan ide. Pada tahap ini penyuluh perikanan mulai memberikan perannya kepada masyarakat dengan menumbuhkan penyuluh mandiri.

Penetapan Kelas Kelompok Pembudidaya Ikan
Pengukuhan dan pengakuan terhadap kelembagaan swadaya merupakan salah satu bentuk penghargaan atas eksistensi dan prestasi yang telah dicapai oleh kelompok. Selain itu kegiatan penilaian dan penetapan kelas kelompok dapat pula sebagai tahapan atau sarana pembinaan oleh PPL Perikanan.
Tujuan penilaian kemampuan kelas kelompok pembudidaya ikan antara lain :
1. Tumbuhnya dan bekembangnya rasa bangga dan percaya diri pelaku utama atas eksistensi dan prestasi yang telah dicapai oleh kelompok.
2. Tumbuh dan berkembangnya dinamika kelompok sehingga dapat memanfaatkan peluang ekonomi dengan lebih baik
3. Terciptanya metode pembinaan, bimbingan dan pelayanan yang sesuai dengan dibutuhkan kelompok dalam tingkatan masing-masing
4. Terciptanya hubungan yang saling menguntungkan dengan pihak lain.
Dalam konsep yang sedang disusun oleh Pusat Pengembangan Penyuluhan Perikanan (Pusbangluhkan) Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Departemen Kelautan dan Perikanan ditetapkan tiga kelas kemampuan kelompok yaitu
1. Kelas Pratama, yang pengukuhannya dilakukan oleh Lurah Desa setempat setelah dinilai kemampuannya oleh Tim Penilai
2. Kelas Madya, pengukuhan dilakukan oleh Camat setempat
3. Kelas Utama, pengukuhannya dilakukan oleh Bupati


Pembinaan Kelompok di Kabupaten Sleman
Tahun 2007 di Kabupaten Sleman tercatat 301 kelompok pembudidaya ikan yang tersebar di 17 kecamatan dengan berbagai tingkatan kelas kemampuan kelompok.
Untuk dapat selalu menjaga dan meningkatkan dinamika, setiap kelompok telah menentukan pertemuan rutinnya baik setiap bulanan ataupun setiap selapanan (setiap 35 hari) yang biasanya secara berkala dihadiri juga oleh PPL Perikanan terutama bagi kelompok pemula tiap pertemuan rutinnya wajib dihadiri oleh PPL Perikanan mengingat pada kelompok pemula dinamikanya masih sangat rendah. Kemudian di tingkat kecamatan juga dibentuk forum kelompok perikanan yang anggotanya adalah kelompok perikanan yang ada di wilayah kecamatan tersebut.
Kelompok yang telah tumbuh nyata dan dinamis, difasilitasi dengan suatu forum silaturrahim, antara lain ‘Forum Silaturrahim Keluarga Perikanan Sleman 3 Bulanan’ yang diikuti oleh seluruh pelaku pembangunan perikanan di Kabupaten Sleman (kelompok, pengusaha pakan, pemancingan, rumah makan khas ikan, Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi dan lain-lain) yang pada tanggal 29 Maret 2008 merupakan pertemuan yang ke-41 kalinya (sejak November 1996).
Pertemuan ini merupakan ajang komunikasi antara perwakilan seluruh kelompok perikanan se-kabupaten Sleman, wakil Perguruan Tinggi, pengusaha pakan, rumah makan ikan, para pedagang ikan yang sekaligus merupakan refleksi intensifnya komunikasi antara PPL perikanan dengan masyarakat.
Sebagai bentuk komunikasi yang lain, setiap tahun secara. rutin dilaksanakan juga kunjungan petugas Bidang Perikanan Sleman yang sekaligus melaksanakan evaluasi terhadap kegiatan kelompok tani ikan berdasarkan kelas kemampuan kelompoknya (yaitu Pemula dan Lanjut) yang usulannya disampaikan oleh PPL.
Kegiatan ini dirasakan sangat efektif untuk memberdayakan kelompok dan bagi nominator kelompok terbaik, menjadi kelompok pembelajaran bagi kelompok-kelompok lainnya (learning organization), sehingga bagi kelompok yang dikunjungi menjadi bertanggung jawab untuk mempertahankan dan meningkatkan kegiatannya. Dalam kondisi demikian, jika pada saatnya dibutuhkan evaluasi berdasarkan komoditaspun, bukan menjadi hal yang sulit untuk dilaksanakan pada kelompok tani ikan.
Dan sebagai bentuk telah tumbuhnya komunikasi yang baik antara Pemerintah dengan kelompok tani ikan, sejak tahun 1997 diluncurkan Program Penguatan Modal yang merupakan penyederhanaan dan penyempurnaan program perguliran, dan yang sangat menggembirakan kelompok tani penerima penguatan modal dengan tanggung jawab yang sangat tinggi mengelola dana tersebut dan menyetorkan pengembaliannya pada Pemda tanpa harus dilakukan penagihan apalagi secara paksa, dengan pengembalian 50% pada bulan ke-7 dan 50% sisanya pada bulan ke-13. Sampai dengan tahun 2007 telah beredar dana penguatan modal sebesar kurang lebih rata-rata 4,5 miliar rupiah setiap tahun kepada 148 kelompok pembudidaya ikan.
Tidak itu saja, tumbuh dan berkembangnya kelompok-kelompok tani ikan sebagai wadah pembelajaran usaha juga dipengaruhi oleh peran beberapa petani ikan berpengalaman yang dengan suka rela berjalan seiring dengan PPL, berbagi pengalaman usaha dengan petani/ kelompok tani ikan lainnya. Baik langsung maupun tidak, selama ini ternyata petani ikan tersebut telah ikut memberikan kontribusinya terhadap usaha pemberdayaan rakyat. Oleh karenanya Bidang Perikanan saat itu memberikan penghargaan kepada mereka sebagai Penyuluh Perikanan Mandiri Profesional. Penghargaan ini selain sebagai bentuk penghormatan jajaran Bidang Perikanan terhadap karya nyata mereka juga diharapkan dapat lebih mendorong dan memotivasi mereka untuk selalu memberikan yang terbaik bagi usaha pembangunan perikanan di Kabupaten Sleman. Saat ini telah bertambah banyak pemuka kelompok perikanan yang dengan sukarela berfungsi menjadi penyuluh perikanan mandiri. Penyuluh Perikanan Mandiri Profesional ini dalam perkembangannya ternyata sesuai dengan yang diharapkan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan.
Fasilitasi yang diberikan kepada masyarakat pembudidaya ikan dalam rangka pemberdayaan antara lain :
1. Forum silaturrahim pengolah dan pedagang Belut Godean. .
2. Forum silaturrahim pelaku usaha Udang Galah.
3. Forum silaturrahim pengelola pasar ikan kelompok.
4. Paguyuban Pembudidaya Ikan Nila yang didirikan pada hari minggu 20 Maret 2005 dengan nama : MINA MITRA NUSANTARA yang anggotanya terdiri dari gabungan kelompok Pembudidaya Ikan Nila dari beberapa kecamatan . Tujuan utama paguyuban ini adalah pengadaan bersama sarana produksi perikanan dan pemasaran hasil pendederan benih Nila. Sampai saat ini paguyuban telah mampu menyalurkan pakan ikan 20 – 25 ton/ bulan kepada seluruh anggota paguyuban. Produksi benih Nila yang dihasilkan tidak kurang dari 30 ton/ bulan untuk memenuhi permintaan pembudidaya jaring apung di Jateng dan Jabar.
5. Mulai tahun 2002, Sub Dinas Perikanan melaksanakan kontes Gurami yang diikuti wakil-wakil dari 17 kecamatan Dan mulai tahun 2006 kegiatan kontes Gurami diganti menjadi kegiatan Lomba Petani UPR. .
6. Sejak tahun 2002 dimulai lomba masak ikan dan kudapan berbahan baku ikan yang seleksinya dimulai dari tingkat kecamatan. .
7. Gerakan Cinta Ikan bagi siswa TK dan SD merupakan agenda bulanan PPL Perikanan di Wilayah kerjanya. Yang sangat membanggakan adalah dalam program ini bahwa PPL mampu memotivasi kelompok pembudidaya ikan untuk mau peduli kepada anak-anak sekolah dengan menyumbangkan sebagian dari hasil produksi ikannya. Demikian juga dengan Lomba Lukis Anak bertemakan Perikanan merupakan agenda tahunan Bidang Perikanan Sleman.

PENUTUP
Esensi dari pembinaan pokdakan adalah menumbuhkan peran serta/partisipasi dari pokdakan itu sendiri, berkaitan dengan hal tersebut sangatlah mengena jika kita resapi pepatah dari pujangga besar Cina, Lau Tze : Pergi dan temuilah masyarakatmu, hiduplah dan tinggallah bersama mereka, cintai dan berkaryalah bersama mereka. Mulailah dari apa yang mereka miliki, buat rencana lalu bangunlah rencana itu dari apa yang mereka ketahui, sampai akhirnya, ketika pekerjaan usai, mereka akan berkata : ‘Kamilah yang telah mengerjakannya’. Dari pepatah tersebut dapat disimpulkan betapa sejak dahulu pemberdayaan pelaku utama merupakan hal pokok dalam pembinaan masyarakat menuju kemandiriannya.

Profil Pembudidaya Ikan

Hangabdi Wiyono

Petani Ikan, Tertulis pekerjaan di KTP-nya. Ini hal yang jarang dimiliki orang dan tidak lazim. Tapi itulah keyakinan "Mbah Yono" yang lahir 15 Januari 1966.

Bapak dua anak dari Seorang istri bernama Indriyati ini begitu yakin dengan perikanan. Berbekal pendidikan di SMIK Yogya, dia Kembangkan seni membudidayakan ikan. Pekerjaan ini mulai digeluti pada tahun 1997 di Dusun Babadan, Wedomartani, Ngemplak.
Bersama dengan rekan-rekannya sepakat mengembangkan Kelompok Pembudidaya Ikan "Mina Mulya". Prestasipun diraih. Mulai tahun 1999 bermitra dengan PT Aquafarm Nusantara mengembangkan pembenihan Nila Merah. Kemitraan initerus dikembangkansampai dengan sekarang.
Motto "Ikan Untuk Hidup" jadi semangatnya. Kini dia menjadi Ketua Unit Pengembangan Perikanan SEMBADA yang mengelola ratusan juta Penguatan Modal. Selain itu juga menjadi Ketua Paguyuban Mina Mitra Nusantara.